Combatting Fake News


sumber: Google

Benarkah di Jakarta kemarin terjadi hujan salju? Begitu banyak dan meluasnya berita mengenai adanya salju di jalan Sudirman, Jakarta dikarenakan beredarnya video 20 detik yang kemudian menjadi viral. Sejumlah pemberitaan di media juga menggunakan judul berita yang mengandung kata salju walaupun isi beritanya menguak bahwa hal tersebut hanyalah busa yang mana adalah limbah dari material sisa proyek MRT di Jakarta. Judul berita yang menarik dan sensasional dibuat agar menarik pembaca untuk meng-klik berita dan membacanya (yang biasa disebut dengan click-bait). Padahal, isi berita belum tentu benar dan terverifikasi.

Dari hal tersebut, rasa penasaran yang muncul di kalangan warga Jakarta yang membuat berita tersebut laku dan menjadi viral di media sosial. Berita yang belum tentu benar adanya dapat tersebar dengan cepat dan mudah di era digital yang mana menyediakan media-media yang mudah di akses sehingga penyebaran berita bohong akan lebih cepat dan juga lebih luas. Ditambah dengan "bumbu - bumbu" komentar dan tambahan dari khalayak yang tidak bertanggung jawab dengan berita yang belum tentu benar berubah menjadi fake news. Fake news dengan mudah disebarkan oleh seseorang jika informasi tersebut menyentuh secara emosional atau secara psikologis disukai dan diyakini benar. Selain itu, berita-berita provokatif juga menarik khalayak untuk membaca informasi tersebut karena mendorong khalayak untuk melakukan pemikiran konspirasi. Adanya ketertarikan dari pembaca membuat industri media semakin gencar untuk membuat berita yang tidak terverifikasi dengan baik. Kurangnya kemampuan khalayak untuk menyaring informasi dan mencari informasi dari sumber lain membuat berita bohong/ hoax tersebar dengan mudah.

Kemampuan khalayak tersebut harus diimbangi dengan literasi digital. Literasi digital yang baik membuat khalayak tahu mana yang benar dan salah di era digital. Selain dengan literasi digital, solusi lain untuk memerangi hoax adalah dengan melakukan fact checking terhadap suatu informasi yang kita terima dari sumber-sumber yang kredibel. Solusi lainnya adalah dengan Algorithms yaitu suatu proses atau seperangkat aturan yang menjadi pedoman untuk memecahkan kasus tertentu, pada kasus ini yaitu hoax. Persebaran berita bohong (hoax) memiliki sejumlah motif yaitu motif ekonomi (digital entrepreneur), propaganda, partisipan politik, dan kebijakan pemerintah. Oleh karena itu, penting untuk khalayak mengetahui motif dibalik adanya suatu berita. Pada era digital ini, khalayak yang bertanggung jawab untuk menentukan informasi apa yang dapat dipercaya dan diandalkan dengan berbekal pengetahuan akan literasi media dan jurnalisme yang baik, serta melakukan langkah-langkah yang telah disebutkan di atas agar terhindar dari menerima ataupun menyebarkan informasi yang bersifat hoax. 

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar

Back
to top