Pemakaian Teknologi di Beberapa Daerah Indonesia

Film dokumenter Linimasa 2 yang dibuat oleh ICT Watch memaparkan kearifan lokal yang tidak dapat tempat di media mainstream sehingga mereka dianggap tidak ada, padahal mereka sudah menggunakan teknologi seperti internet dan radio komunitas di daerahnya. Contohnya Cyber Village yang berlokasi di Jogjakarta, dimana 90% dari warganya sudah bisa menggunakan internet yang terhubung ke rumah-rumah warga. Hal ini berkaitan dengan teori Teknologi Determinisme seperti yang sudah kita bahas di post sebelumnya, dimana keberadaan internet memengaruhi salah satu kegiatan pengrajin batik, Lek Iwon, yang menggunakan Blog dan Facebook untuk memasarkan batiknya. Lek Iwon sendiri tidak mempermasalahkan Hak Cipta atas motif-motif karyanya yang ia pasarkan di internet, menurutnya tidak masalah motif batiknya ditiru orang lain karena ia tidak mendaftarkan karyanya secara hukum (Hak Cipta) dan ia percaya bahwa masing-masing penjual sudah memiliki pasarnya sendiri. 

Di awal video tadi, diangkat masalah mengenai kericuhan di Ambon yang mejadi semakin panas akibat dipicu oleh media mainstream. Hal tersebut berkaitan dengan konvergensi media, dimana melalui internet masyarakat disana memperoleh banyak konten informasi mengenai kericuhan yang terjadi. Media mainstream menyebarluaskan pemberitaan yang menimbulkan interpretasi berbeda dari kenyataannya (sentralisasi media). Masyarakat Ambon yang peduli dengan hal ini kemudian melakukan klarifikasi menggunakan media sosial, berupa twitter. Namun nampaknya hal itu tidak berpengaruh besar dikarenakan jumlah followers yang sedikit sehingga dipandang tidak kredibel. Melihat hal ini, teman-teman di Jakarta ikut membantu untuk menyebarluaskan hal ini dengan me-retweet agar info klarifikasi ini mejadi kredibel sehingga media mainstream tersebut dapat mengubah pemberitaannya yang salah tentang kerusuhan yang konteksnya bunuh-bunuhan dan sadis terjadi di Ambon, yang sebenarnya hanya terjadi sedikit kericuhan. Hal ini membuktikan adanya konvergensi antara media mainstream dan media sosial di masyarakat, di mana sudah terjadi engagement antara media dengan netizen.

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar

Back
to top